Di semester 2 ini baru hari ini (5 Februari 2015) kami ngerasain olahraga lagi. Awalnya hanya di suruh lari muter 1 jalan tetapi kita anak-anak 10 MMb (lol) malah menyusuri jalan blangsak. Yaitu jalan muter muter, mungkin sampe muter satu komplek. Dari perjalanan sudah terlihat langit gelap mendung, menandakan hujan akan turun.
Kami mengakhiri perjalanan 'lari' kami dengan baris-berbaris seperti main ular naga (okay mkkb, tapi seru). Sudah terlihat dari raut muka pak Amelz, ia sepertinya marah. Sepertinya ya sepertinya.
Pak Amelz mengizinkan para murid cowok untuk bermain bola sepuasnya, sementara yang cewek kita jajan dulu.
Beberapa menit kemudian, perkiraan kita semua benar. Hujan langsung turun dengan deras, anak cowok yang tadinya sedang main bola agak kebingungan. Harus kah dilanjutkan atau tidak? Tapi karena memang mereka anak-anak AMMUNITY alias anak yang suka ngambil resiko. Yasudah mereka melepas sepatu dan kaos kaki mereka dan melanjutkan permainan sepak bola mereka dengan telanjang kaki.
Sungguh permainan yang spektakuler dengan kekonyolan anak cowok yang lainnya. Ada yang terpeleset, yang jatuh, dan lain-lain. Tapi mereka tetep main dengan adil dan seru. Para cewek akhirnya juga ikut bermain di lapangan, yaitu bermain nenek grondong. Melepas kaos kaki dan sepatu lalu berlari ke arah lapangan. Para mata dari lantai 2,3, dan 4 melihat ke asikan kita bermain di tengah lapangan. Ada beberapa yang ikut tertawa melihat kekonyolan kita, ada beberapa yang sepertinya ingin ikut bermain.
Tarik menarik satu sama lain sampai akhirnya jatuh berbarengan. Haha, sungguh permainan yang lucu. Setelah beberapa ronde, kami setuju bermain bersama-sama (cewek cowok) yaitu bermain benteng. Tapi permainan bersama itu di berhentikan ketika kita di tegur oleh guru karena tetap main walaupun masih hujan.
Tapi bukannya justru lebih menantang dan menarik kalau kita mainnya saat hujan? Kami pun memberhentikan semua permainan dan kembali ke kelas. Tidak lupa juga mengenang hal ini dengan foto
0 Komentar untuk "Cerita hujan Kamis"